Sumber Berita Terkini
News Update
Loading...

Featured

[Featured][recentbylabel]

Featured

[Featured][recentbylabel]

Sabtu, 06 September 2025

Polda Jatim Ungkap Fakta Kerusuhan di Surabaya Amankan 315 orang Tetapkan 33 Tersangka

 

SURABAYA - Dalam rangkaian aksi anarkis yang terjadi di Surabaya Jawa Timur beberapa waktu lalu, Polrestabes Surabaya Polda Jatim mengamankan total 315 orang, terdiri atas 187 dewasa dan 128 anak di bawah umur. 


Dari jumlah tersebut, 33 orang telah ditetapkan tersangka terdiri dari 27 orang ditahan dan 6 pelaku anak diserahkan kepada keluarga untuk pendampingan Bapas.


Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast yang didampingi Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Luthfi Sulistiawan menegaskan bahwa penindakkan hukum yang dilakukan oleh Polisi ini adalah massa perusuh yang anarkis.


Menurut Kombes Pol Abast, ada massa yang unjuk rasa secara damai, namun ada juga massa perusuh yang sengaja hadir untuk menimbulkan kekacauan dan mengganggu situasi, khususnya di Kota Surabaya.


“Kami tegaskan bahwa penanganan oleh Kepolisian saat ini adalah terkait dengan massa perusuh,jadi yang kami proses hukum ini adalah massa perusuh,” tegas Kombes Pol Jules Abast, Jum'at (5/9/2025).


Dikatakan oleh Kombes Pol Abast  peran para tersangka bervariasi, mulai dari memprovokasi massa, membawa bom molotov, senjata tajam, menyerang aparat, hingga merusak 29 pos lantas di Surabaya.


“Seluruh rangkaian peristiwa ini adalah tindak pidana murni. Mereka bukan bagian dari massa aksi damai, melainkan perusuh yang melakukan vandalisme dengan dalih unjuk rasa,” tegas Kombes Pol Abast.


Penyidik juga menemukan fakta bahwa massa perusuh menggunakan grup WhatsApp sebagai sarana koordinasi. 


Mereka berkumpul di sebuah warung kopi dengan jumlah mencapai 70 orang, terdiri atas warga Surabaya dan luar kota.


“Kami temukan adanya ajakan melalui WhatsApp. Massa ini bukan demonstran, tetapi perusuh yang berniat menimbulkan kekacauan," jelas Kombes Pol Abast.


Bahkan lanjut Kabid Humas Polda Jatim itu, massa perusuh itu sudah mempersiapkan sarana untuk melakukan kerusuhan dengan membawa molotov, sajam, hingga melakukan penyerangan ke objek vital.


Meski sempat terjadi eskalasi, Polda Jatim memastikan bahwa kondisi keamanan di Jawa Timur saat ini terkendali.


Kombes Pol Jules Abast mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi maupun memprovokasi melalui informasi menyesatkan di media sosial.


“Kami mohon dukungan seluruh masyarakat, mari kita jaga Jawa Timur tetap aman," ujar Kombes Abast.


Ia mengatakan, dalam mewujudkan Kamtibmas, Polisi perlu sinergi dan dukungan dari semua pihak.


"Kami akan terus menindak tegas setiap aksi anarkis, namun tetap profesional dan humanis,” pungkasnya. (*)

Polda Jatim Tetapkan 9 Tersangka Pembakar Gedung Negara Grahadi 8 Diantaranya ABH

 

SURABAYA  – Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) secara tegas mengungkap dan menindak pelaku aksi anarkis yang terjadi pada 29–31 Agustus 2025 di Kota Surabaya. 


Rangkaian peristiwa yang diawali dengan unjuk rasa damai berujung pada aksi perusakan, pembakaran, penjarahan, hingga penganiayaan aparat.


Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast menjelaskan bahwa Polisi telah membedakan antara massa demonstran dengan massa perusuh.


“Kami tegaskan bahwa penanganan oleh Kepolisian saat ini adalah terkait dengan massa perusuh," tegas Kombes Pol Abast,Jum'at (5/9/2025).


Kabid Humas Polda Jatim itu menekankan, ada unjuk rasa yang dilakukan secara damai, namun ada juga massa perusuh yang sengaja hadir untuk menimbulkan kekacauan dan mengganggu situasi, khususnya di Kota Surabaya.


"Jadi yang kami proses hukum ini adalah massa perusuh,” tegas Kombes Pol Jules Abast.


Kabid Humas Polda Jatim mengatakan, Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim telah berhasil menangkap 9 tersangka dalam kasus pembakaran Gedung Negara Grahadi. 


Satu di antaranya adalah tersangka dewasa berinisial AEP (20), warga asal Maluku Tengah yang berdomisili di Sidoarjo, sedangkan 8 lainnya masih berstatus anak di bawah umur atau Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH).


Tersangka AEP berperan membuat Lima bom molotov dari botol bir bersama Empat pelaku ABH, sekaligus menjadi eksekutor pelemparan ke arah Gedung Grahadi. 


Sementara para ABH memiliki peran beragam, mulai dari mengajak demonstrasi melalui grup WhatsApp, mempersiapkan bahan bakar, membuat molotov, melempar batu, hingga menjarah material besi di Grahadi.


Barang bukti yang diamankan antara lain pakaian para pelaku, botol bir bekas molotov, satu unit sepeda motor, dan tiga handphone. 


Para tersangka dijerat Pasal 187 KUHP subsider Pasal 187 ter KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.


Kesembilan tersangka tersebut merupakan pelaku pelemparan bom molotov ke arah Gedung Negara Grahadi Surabaya, hingga mengakibatkan kebakaran. 


"Ini murni tindak pidana, bukan bagian dari penyampaian aspirasi,” tegas Kombes Pol Abast. 


Selain pembakaran, Polisi juga mengungkap kasus penjarahan di Gedung Grahadi. 


Dua pelaku berinisial MRM (19) dan NR (17) ditangkap setelah mencuri rantai besi sepanjang tiga meter dari pagar Grahadi. 


Keduanya berhasil diamankan di kawasan Wonokromo oleh petugas bersama warga.


Di lokasi berbeda, Polisi juga menangkap MT (19), warga Sampang, Madura, yang melakukan pencurian dengan pemberatan di Polsek Tegalsari. 


Pelaku memanfaatkan situasi kerusuhan saat Polsek Tegalsari terbakar, lalu menjarah kursi lipat, jam dinding, dan lemari es yang sudah dijual.


“Untuk kasus penjarahan, pasal yang dikenakan adalah Pasal 363 KUHP dengan ancaman maksimal tujuh tahun penjara,” jelas Kombes Pol Jules Abast.


Kasus lainnya adalah dugaan penganiayaan terhadap dua anggota Polda Jatim. 


Tersangka EKA (18), warga Tambak Asri, Surabaya, dengan sengaja menabrakkan sepeda motornya ke arah Briptu JWP dan Briptu RVB yang sedang bertugas di kawasan Pos Polisi Taman Bungkul.


Dari tangan tersangka, diamankan motor yang digunakan dan satu unit handphone.


"Tersangka kami jerat Pasal 351 KUHP dan Pasal 212 KUHP dengan ancaman hukuman hingga lima tahun penjara,” pungkas Kombes Abast. (*)

Polri dan TNI Tegaskan Sinergi Pulihkan Keamanan Pasca Demo

 

Jakarta – Divisi Humas Polri menegaskan pentingnya soliditas dan sinergi antara TNI dan Polri dalam menjaga stabilitas keamanan pasca aksi unjuk rasa yang terjadi beberapa waktu lalu. Hal ini disampaikan oleh Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen. Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, S.I.K., serta turut hadir Karoprovos Divpropam Polri Brigjen. Pol. Naek Pamen Simanjuntak dalam konferensi pers yang digelar di Balai Wartawan Puspen TNI, Mabes TNI, pada Jumat (5/9/2025).


Dalam keterangannya, Brigjen. Pol. Trunoyudo menekankan bahwa kerja sama antara TNI dan Polri tidak hanya sebatas simbolik, tetapi diwujudkan melalui langkah nyata di lapangan, termasuk patroli gabungan skala besar guna memulihkan situasi keamanan dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.


“Ini adalah wujud kehadiran negara. TNI dan Polri hadir bersama dan berada di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman dan nyaman. Atas perintah Bapak Presiden, kami berkonsentrasi penuh dalam pemulihan keamanan dengan segera,” ujar Brigjen. Pol. Trunoyudo.


Selain itu, Polri mengimbau seluruh masyarakat agar bijak dalam menyikapi informasi yang beredar. Menurutnya, peran jurnalis dan media arus utama sangat penting sebagai penyampai informasi yang kredibel.


“Teman-teman media adalah saluran utama informasi yang kredibel. Kami harap publik mengedepankan klarifikasi dan konfirmasi sebelum mempercayai suatu informasi,” tegasnya.


Lebih lanjut, Polri juga menjelaskan bahwa dalam penanganan situasi pasca demo, pihaknya melakukan pendekatan menyeluruh melalui langkah preventif, preemtif, persuasif, hingga penindakan jika diperlukan. Proses penegakan hukum pun dilakukan dengan analisa mendalam melalui gelar perkara yang terukur dan transparan.


Tak hanya itu, Brigjen. Pol. Trunoyudo menegaskan bahwa Polri tetap terbuka terhadap kritik dari masyarakat sebagai bagian dari proses menuju organisasi yang modern dan humanis.


“Polri adalah milik masyarakat. Kami tidak anti kritik. Kami selalu terbuka menerima masukan demi perbaikan ke depan. Namun, kami berharap aspirasi disampaikan sesuai koridor hukum yang berlaku,” ungkapnya.


Di akhir pernyataannya, Polri mengajak seluruh elemen masyarakat, media, dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama menjaga kondusivitas dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi.

Jumat, 05 September 2025

Perkembangan Kasus Aksi Anarkis di Kota Kediri, Polisi Amankan Dua Terduga Pelaku Baru Asal Klaten dan Jakarta

  


KOTA KEDIRI – Polres Kediri Kota Polda Jatim terus mengembangkan penyidikan terkait kasus aksi anarkis yang terjadi di wilayah Kota Kediri beberapa waktu lalu. 


Kasat Reskrim Polres Kediri Kota, AKP Cipto Dwi Laksana, mengungkapkan bahwa pihaknya kembali berhasil mengamankan Dua orang terduga pelaku yang terlibat dalam aksi pelemparan bom molotov di sejumlah titik di Kota Kediri.


Kedua pelaku tersebut masing-masing berinisial CK (27), warga Klaten, dan MSA (23), warga Jakarta. 


"Status keduanya saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi di Kota Kediri,” terang Kasat Reskrim.


Dari tangan pelaku, Polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa Empat buah petasan dengan isi Lima letusan serta pakaian yang digunakan saat melakukan aksi anarkis.


“Dari hasil pemeriksaan, kami juga memiliki bukti rekaman video dan foto-foto saat mereka melakukan aksinya. Berdasarkan alat bukti yang cukup, pagi tadi keduanya resmi kami tahan,” ungkap AKP Cipto, Kamis (4/9/2025).


Dengan penambahan Dua tersangka tersebut, total hingga saat ini Polres Kediri Kota Polda Jatim telah menetapkan 26 orang sebagai tersangka. 


Mereka dijerat dengan pasal beragam, mulai dari Pasal 363 ayat 1 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan saat huru-hara, Pasal 170 KUHP tentang pengerusakan barang, hingga Pasal 160 KUHP tentang penghasutan di muka umum untuk melakukan tindakan anarkis.


Dari 26 tersangka tersebut, 12 di antaranya merupakan anak berhadapan dengan hukum berusia 15–18 tahun, sementara 14 orang lainnya dewasa dengan rentang usia 19–36 tahun. 


"Untuk pelaku yang masih dibawah umur, penyidikan dilakukan melalui mekanisme Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) berkoordinasi dengan Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kediri," terang AKP Cipto.


Ia juga menegaskan bahwa penyidikan dilakukan secara profesional, transparan, dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.


Terkait peran kedua tersangka terbaru, Polisi mendapati bahwa aksi pelemparan bom molotov telah dipersiapkan sejak H-1 aksi. 


"Para pelaku ini mengetahui rencana aksi dari seruan ajakan yang tersebar di media sosial, termasuk flyer dan siaran langsung (live) di media sosial," tambah AKP Cipto.


Para pelaku mengaku mempersiapkan bom molotov sendiri dengan cara membeli bahan bakar pertalite, kemudian diracik menggunakan botol bekas minuman. 


Saat ini penyidik masih mendalami dugaan keterlibatan jaringan atau pihak lain yang diduga berperan sebagai provokator maupun penggerak aksi. (*)

Polres Tulungagung Berhasil Amankan Dua Orang Diduga Provokator yang Terlibat Pengrusakan di Kota Kediri

 

TULUNGAGUNG – Satreskrim Polres Tulungagung Polda Jatim berhasil menangkap seorang laki laki berinisial CK (27) di salah satu hotel di Tulungagung.


CK adalah seorang mahasiswa asal Klaten yang kuliah di Kota Kediri.


CK diduga yang sebagai pelaku perusakan Mapolres Kediri Kota dan berencana akan melakukan rusuh di wilayah Kabupaten Tulungagung pada saat aksi unjuk rasa.


“Tadi Malam sekira pukul 20.00 wib kami amankan Satu orang yang diduga provokator. Yang bersangkutan sudah 3 hari berada di Tulungagung,” ujar Kapolres Tulungagung AKBP Muhammad Taat Resdi, Kamis (04/09/2025).


Kapolres menceritakan, bahwa pelaku selama berada di Tulungagung melakukan provokasi kepada warga.


“Selama tiga hari di tulungagung CK melakukan provokasi kepada masyarakat dengan berpindah pindah warung kopi mengajak melakukan aksi unjuk rasa secara rusuh hari ini”, terang AKBP Taat.


Berdasarkan pemeriksaan yang bersangkutan terlibat penyerangan di Mapolres Kediri Kota.


“Dia melempar 2 bom molotov ke Mapolres Kediri Kota pada saat terjadi kerusuhan”, sambung AKBP Taat.


Dari tangan CK dilakukan penyitaan satu buah sepeda motor yang dipakai untuk beraksi, satu tas slempang serta satu buah HP.


“Di dalam HP pelaku ada percakapan tentang kegiatan penyerangan Polres Kediri Kota dan rencana penyerangan di Tulungagung”, kata AKBP Taat.


Dari hasil pemeriksaan, yang bersangkutan sudah mempunyai rencana membuat rusuh pada saat unras di wilayah Kabupaten Tulungagung.


"Saudara CK hari ini sudah berencana menyiapkan bom molotov," ujar AKBP Taat.


Hasil pengembangan pelaku, kemudian Polres Tulungagung berkordinasi dengan Polres Kediri Kota dan berhasil mengamankan satu orang lagi yang berperan menyulut bom molotov di Polres Kediri Kota.


“Pelaku berinisial MSA (24) sesuai KTP beralamat di Jakarta Timur yang berstatus Mahasiswa di Kediri Kota”, terang Kapolres.


Dari MSA diamankan sebuah sepatu, topi yang dipakai pada saat melakukan aksi di Kediri, HP kemudian kembang api sebanyak 4 buah. 


Di dalam hp tersangka terdapat percakapan akan melakukan rusuh di Tulungagung dan sudah menyebar pemetaan rute lokasi target penyerangan kekelompoknya yang akan datang membuat rusuh di wilayah Tulungagung.


Motif pelaku melakukan aksi pengrusakan karena mempunyai demdam kepada Polisi.


“Salah satu pelaku CK mengaku mempunyai dendam kepada Polisi karena pernah di tilang di wilayah Yogyakarta”, terangnya.


Kini kedua terduga pelaku diserahkan ke Polres Kediri Kota untuk proses hukum lebih lanjut. (*)

Polres Jember Hadirkan Pasar Murah, Pengemudi Ojol Bawa Pulang Sembako Dengan Senyum Sumringah

 

JEMBER - Polres Jember Polda Jawa Timur (Jatim) terus berupaya hadir di tengah masyarakat, bukan cuma soal keamanan, tapi juga dalam membantu kebutuhan pokok. 


Kali ini, Polres Jember Polda Jatim menggelar pasar murah di halaman Mapolres Jember yang dipimpin langsung oleh Kapolres Jember AKBP Bobby A Condroputra bersama Wakapolres dan jajaran. Jum'at pagi, (5/9/2025) 


Dalam pasar murah tersebut, berbagai kebutuhan pokok dijual dengan harga terjangkau, mulai dari beras, gula, minyak goreng, hingga telur. 


Nggak heran, dalam sekejap lapak pasar murah langsung diserbu warga. 


Tampak di antaranya para driver ojek online (ojol) yang ikut mengantre.


Kapolres Jember, AKBP Bobby A Condroputra, menjelaskan bahwa pasar murah ini digelar sebagai bentuk kepedulian Polres Jember Polda Jatim untuk meringankan beban masyarakat, khususnya di tengah kondisi harga kebutuhan pokok yang sering naik turun.


Salah satu driver ojol, Herianto, mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar murah ini.


“Bener-bener berkesan dan sangat membantu. Harapannya semoga ke depan bisa terus berlanjut, karena masyarakat kecil kayak kami sangat terbantu,” ujarnya.


Hal senada disampaikan Fani, driver Shopee Food yang mengaku meski pembelian dibatasi, tapi ia merasa sangat terbantu.


“Terima kasih untuk Polres Jember,semoga kegiatan seperti ini selalu ada, karena bener-bener meringankan masyarakat kecil,” katanya.


Kegiatan pasar murah ini bukan cuma jadi ajang belanja sembako murah, tapi juga bukti nyata bahwa kepolisian hadir tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga peduli dengan kebutuhan masyarakat sehari-hari. (*)

Kamis, 04 September 2025

Polisi dan Warga Kembalikan Asa Jamaah Masjid Al Jabar Polsek Tegalsari Pascakerusuhan di Surabaya

 

SURABAYA - Sejumlah personel  Polsek Tegalsari, Polrestabes Surabaya hingga Biro Logistik Polda Jatim bersama warga bahu-membahu membersihkan Masjid Al Jabar,pasca kerusuhan.


Masjid Al Jabar menjadi satu-satunya bagian yang masih utuh di komplek Polsek Tegalsari Polrestabes Surabaya yang luluh lantak dibakar para perusuh pada Minggu (31/8/2025) dinihari lalu.


Kini asa jamaah kembali tumbuh setelah peralatan Masjid Al Jabar Polsek Tegalsari Surabaya mulai lengkap.


"Sudah mulai beroperasi. Listrik, air, lampu, toa pengeras suara dan kipas angin sudah lengkap," ujar Samadi, marbot Masjid Al Jabar, Rabu (3/9/2025).


Ia mengatakan peralatan masjid itu dilengkapi melalui uluran tangan orang-orang baik, yang peduli terhadap hidupnya lagi Masjid Al Jabar.


Masjid Al Jabar memang masih berdiri kokoh saat Polsek Tegalsari dibakar massa yang anarkis saat demo di Surabaya.


Namun pada dinihari mencekam itu, peralatan di dalam masjid raib dijarah. Hanya terlihat kerusakan ringan di masjid ini.


Masjid Al Jabar menjadi saksi bisu pembakaran Polsek Tegalsari yang dilakukan para perusuh.


Tangan-tangan jahat mereka bahkan menjarah peralatan elektronik yang biasa dipakai untuk mengumandangkan azan.


"Semua peralatan masjid diambil mas. Sound, amplifier, bahkan ember dan keran pun ikut diambil," ungkap Samadi.


Menurut Samadi, bagian dalam Masjid Al Jabar mulai dibersihkan oleh warga setempat, agar segera bisa dipakai untuk salat, sebagaimana hari-hari sebelum pembakaran Polsek Tegalsari terjadi.


"Karena memang masjid ini kan dipakai untuk sholat warga. Baik sholat lima waktu maupun Jumatan," tuturnya.


Samadi dan warga lainnya tahu persis ketika Polsek Tegalsari itu membara. 


Namun mereka hanya bisa pasrah, dan memandang dari kejauhan. Mereka takut dimassa. Mereka takut terjadi apa-apa.


"Semoga kejadian ini yang terakhir. Dan tidak ada lagi kerusuhan di Surabaya," harapnya.


Polsek Tegalsari merupakan bangunan cagar budaya yang berdiri pada 1924 sebelum Indonesia Merdeka. 


Pada Tahun 2021, bangunan peninggalan zaman Belanda ini dipercantik, dan tidak menghilangkan bentuk aslinya.


Meski Masjid Al Jabar dibangun tidak bersamaan dengan Polsek Tegalsari, tapi sudah menjadi bagian utuh dari kantor Polisi ini, karena berdiri di dalam pagar utama, dengan satu dinding yang sama. (*)

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Featured][recentbylabel2]
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done